<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar/1443133986627233990?origin\x3dhttp://gembelpermanen.blogspot.com', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>
Minggu, 18 Januari 2009

Beginikah nasib lulusan perguruan tinggi di Indonesia?





Artikel ini berisi mengenai keprihatinan akan lulusan perguruan tinggi(PT) di Indonesia saat ini. Sekitar 60% diantaranya menganggur. Bagaimana dengan kualitas PT di Indonesia? Hanya mengejar target menjaring mahasiswa sebanyak-banyaknya, menggeber ujian masuk mandiri yang mahal, berkutat dengan hegemoni dibalik toga? Atau hanya mengandalkan jejaring alumni?

Dibanding dengan sekolah kejuruan, PT yang sangat akademis begitu terseok dalam menghadapi tuntutan kondisi saat ini. Penyerapan tenaga kerja yang semakin menurun seiring dengan krisis global, juga semakin sempitnya lapangan kerja karena terambil alih oleh mesin dan media internet.

Ato ada pertanyaan yang sebaliknya, sudahkan bangsa ini menghargai sisi akademis? Memberi apresiasi terhadap lulusan yang notabene pandai dalam ilmu dan akademis?

Mungkin banyak faktor yang menjadikan hal ini terjadi. Tidak hanya sisi pemerintah, dunia usaha, penyedia kerja dan PT sendiri. Faktor lingkungan, gaya hidup dan lain sebagainya.

Sedemikian parahnya pendidikan di Indonesia? Semoga bermanfaat.

0 Comments:

Posting Komentar

<< Home